My Journey – Frankfurt 2 (2)

Weather Forecast

Trem

Trem

Dari hari Kamis ketika aku mulai workshop di kantor konsultan, mereka semua mengatakan bahwa kami beruntung karena weekend ini cuaca akan cerah. Ada matahari dan suhu bisa mencapai di atas 20 derajat celcius. Sangat mendukung untuk jalan-jalan. Tidak terik seperti di Jakarta. Tidak terlalu dingin atau berangin yang membuat orang lebih suka berdiang dirumah. Dan tidak hujan yang membuat orang semakin malas untuk keluar rumah.

Ternyata mereka semua salah. Pagi hari Sabtu, kami melihat cuaca diluar setelah sarapan. BERKABUT DAN DINGIN. Tapi kami tetap optimis. Laporan cuaca jarang melesat. Mungkin cuaca akan membaik siang nanti. Matahari akan bersinar dan mengusir kabut.

Kami memakai baju yang tidak terlalu tebal dan masih tetap bergembira menanti matahari yang akan muncul. Ternyata setiap orang salah. Cuaca dingin …. kabut tidak hilang .. dan matahari ngambek – tidak mau menampakkan diri. Suhu udara mungkin hanya berkisar beberapa belas celcius. Hanya satu yang benar dari perkiraan cuaca. Tidak hujan.

Belanja dan Oleh-Oleh

Pasar Loak

Pasar Loak

Belanja – apalagi belanja oleh-oleh – tidak termasuk dalam daftar keahlianku. Bahkan mungkin bisa masuk dalam bakat yang terpendam sangat dalam seperti menggambar ataupun menyanyi. Aku paling pusing setiap kali berpergian dan harus mencari oleh-oleh. Semakin dekat hubunganku dengan orang itu semakin pusing aku mencari oleh-oleh. Bagiku oleh-oleh harus khas dari daerah yang aku datangi. Harus berguna – bukan barang yang diberikan lalu dilupakan. Lalu yang terakhir adalah harga. Aku selalu mengkurs dahulu barang yang akan aku beli kedalam nilai rupiah. Apakah hasil konversi sesuai atau tidak. Benar-benar bingung.

Dengan semua kebingungan itu akhirnya sekarang aku baru dapat membeli coklat dan permen. Itu oleh-oleh yang paling mudah dicari dan dibeli. Dan semua orang pasti suka coklat 🙂 Itu pun bukan coklat mahal yang special (tahun lalu aku membeli coklat mahal tidak ada yang suka). Coklatku adalah coklat dari supermarket diskon. Aku ingin membeli sepatu boot, tetapi harganya 150 euro…. tidak tega rasanya mengeluarkan uang sebanyak itu untuk sepatu boot.

Untungnya kali ini aku mempunyai alasan valid tidak membeli oleh-oleh banyak:

  1. alasan orang pelit 🙂 . Dunia sedang dilanda krisis dan lebih baik memegang uang tunai daripada dibelanjakan.

  2. Aku tidak mempunyai cukup waktu untuk belanja karena masih harus bekerja weekend ini mengejar laporan yang harus selesai Senin besok.

  3. Aku hanya mempunyai jatah bagasi kabin 20 kg karena naik kelas ekonomi. Padahal waktu berangkat kemarin saja sudah 20 kg dengan koper yang setengah kosong. Entah apa isinya sehingga seberat itu.

Leave a comment